Hipertensi seringkali menjadi the silent killer karena dapat menyebabkan kematian secara mendadak tanpa adanya keluhan sebelumnya. Tetapi kemudian pasien mendapatkan dirinya sudah mengidap komplikasi dari hipertensi, seperti jantung berdebar dan gangguan pada fungsi ginjal.

Menurut Kementerian Kesehatan RI hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan, kemudian hanya 0,7% saja pasien yang minum obat.

Untuk itulah mengetahui apa saja yang menjadi faktor risiko hipertensi yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sangatlah penting. Faktor risiko ini terdiri dari yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. 

Sahabat MIKA, yuk kenali apa saja faktor risiko hipertensi yang sebaiknya dihindari agar tidak menjadi silent killer serta upaya pencegahannya!

Kapan seseorang dikatakan mengalami hipertensi? 

Hipertensi merupakan istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah yang lebih tinggi dari biasanya yang umumnya dapat berkembang seiring waktu.  

Seseorang disebut hipertensi saat tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg. Disertai dengan  atau tanpa peningkatan diastolik lebih dari 90 mmHg. Artinya, angka berada di atas 140/90. Lalu, dianggap parah jika tekanan di atas 180/120.

Hipertensi termasuk penyakit silent killer karena sering muncul tanpa keluhan sehingga penderita tidak tahu bahwa dirinya terkena hipertensi. Jika muncul biasanya paling sering berupa nyeri kepala dan leher bagian belakang. 

Kemudian saat gejala lanjutan mimisan, irama jantung tidak teratur, perubahan penglihatan, dan telinga berdengung, kelelahan, mual, muntah, kebingungan, kecemasan, nyeri dada, hingga tremor otot.

Faktor Risiko yang tidak dapat diubah

faktor-risiko-hipertensi

Faktor risiko yang pertama jenis yang tidak dapat diubah termasuk usia, jenis kelamin, dan faktor genetik. Berikut ini penjelasannya: 

Usia

Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Semakin tua, semakin besar kemungkinan Sahabat MIKA terkena tekanan darah tinggi. Biasanya, muncul di usia di atas 60 tahun. 

Hal ini karena seiring bertambahnya usia, pembuluh darah secara bertahap kehilangan sebagian dari kualitas elastisnya, yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. 

Namun, anak-anak juga bisa mengalami tekanan darah tinggi walaupun tidak sebanyak kasus pada orang berusia tua. 

Jenis kelamin

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita memiliki kemungkinan yang sama dengan pria untuk mengembangkan tekanan darah tinggi di beberapa titik selama hidup mereka. 

Hingga usia 64 tahun, pria lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi daripada wanita. Sementara, pada usia di atas 65 tahun, wanita lebih mungkin untuk mendapatkan tekanan darah tinggi.  

Genetik

Faktor risiko yang tidak dapat diubah selanjutnya yaitu riwayat keluarga (genetik). Gen memainkan beberapa peran dalam tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kondisi terkait lainnya. 

Ketika anggota keluarga mewariskan sifat dari satu generasi ke generasi lain melalui gen, proses ini disebut hereditas. Nah, riwayat kesehatan keluarga adalah alat yang berguna untuk memahami risiko kesehatan dan mencegah penyakit yang dapat Sahabat MIKA diskusikan dengan tenaga medis. 

Faktor risiko yang dapat diubah

Risiko tekanan darah tinggi dapat meningkat bahkan lebih parah ketika Sahabat MIKA memiliki faktor yang tidak diubah lalu dikombinasikan dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat. Faktor ini meliputi merokok dan makan makanan yang tidak sehat.

Yuk, ketahui penjelasannya berikut ini: 

1. Obesitas

faktor-risiko-hipertensi-obesitas

Memiliki obesitas berarti memiliki kelebihan lemak tubuh. Saat ini terjadi, maka jantung pun harus bekerja lebih keras untuk memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Seiring waktu, tekanan pada jantung dan pembuluh darah pun menjadi bertambah.

Selain tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan juga dapat memicu penyakit jantung dan diabetes, hingga penyakit berbahaya lainnya. 

2. Alkohol  

Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan risiko hipertensi. Hal ini karena alkohol menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan aliran darah dan detak jantung secara simultan. 

Sama seperti obesitas, kecanduan alkohol dapat menyebabkan permasalahan jantung, stroke, dan aritmia. 

3. Merokok

faktor-risiko-hipertensi-merokok

Nikotin dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan menghirup karbon monoksida yang dihasilkan rokok. Artinya, mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah. 

Nah, kandungan ini dapat merusak jantung dan pembuluh darah, termasuk meningkatkan hipertensi. 

4. Stres

Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pasalnya, tubuh menghasilkan gelombang hormon saat Sahabat MIKA berada dalam situasi stres.

Hormon inilah yang sementara meningkatkan tekanan darah sehingga menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Teknik relaksasi dan meditasi efektif menurunkan tekanan darah.

5. Diet tidak sehat

Faktor risiko hipertensi lain yang dapat Sahabat MIKA hindari adalah riwayat diet yang tidak sehat. Diet rendah serat yang tidak sehat, terutama terlalu tinggi konsumsi garam, kalori, dan gula, membawa risiko tambahan tekanan darah tinggi. 

Untuk itulah, jika Sahabat MIKA sedang merencanakan diet, pilih makanan sehat yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. 

 

6. Kurang aktivitas fisik

Aktivitas fisik dan olahraga meningkatkan aliran darah melalui semua arteri tubuh, yang menyebabkan pelepasan hormon alami dan sitokin yang mengendurkan pembuluh darah.

Pada akhirnya menurunkan tekanan darah sekaligus meningkatkan risiko kelebihan berat badan.

7. Memiliki kondisi medis tertentu

Hipertensi juga bisa termasuk gejala dari kondisi medis tertentu. Beberapa penyakit yang juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi adalah sebagai berikut: 

Cara mencegah hipertensi

Hipertensi disebut sebagai silent killer karena kebanyakan orang dengan hipertensi tidak menyadari masalahnya karena mungkin tidak memiliki tanda atau gejala peringatan. 

Sahabat MIKA harus melakukan pencegahan hipertensi. Mengurangi hipertensi juga dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.

Ada beberapa cara mencegah tekanan darah tinggi yang dapat Sahabat MIKA lakukan, yaitu: 

Ketika Sahabat MIKA memiliki faktor risiko yang tidak diubah dan dapat diubah sebaiknya selalu rutin melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!